Cari Blog Ini

Rabu, 11 Januari 2012

Video Mekanisme HIV


SYARAT MELAKUKAN TRANSFUSI DARAH


Assalamu’alaikum wr.wb.
Hai, sahabat blogger???
Wah…akhirnya bisa updet juga nih…
Alkhamdulillah…
Hehehee…seperti biasa, postingan kali ini juga hasil tugasku. Tapi buatnya agak ngawur dikit. Entah bagian mana yang ngawur. Dah lupa soalnya. Hehehe…
Kali ini postingannya tentang tranfusi darah. Sebenarnya tentang syaratnya sih..tapi malah sampe kemana2. Hahaha…#smirk
Okelah, nggak usah lama2 aja.
Cekidot guys….


SYARAT MELAKUKAN TRANSFUSI DARAH

*     










Pengertian Donor Darah


Donor darah adalah kegiatan yang butuh persiapan terutama nutrisi sehingga bisa mengurangi ketidaknyamanan yang timbul setelahnya. Untuk itulah harus  diketahui apa saja yang perlu dilakukan sebelum melakukan donor darah.
Donor darah merupakan kegiatan mulia yang bisa menyelamatkan banyak orang akibat kekurangan darah. Tapi tidak semua orang bisa melakukannya, karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan donor darah.
Ada berbagai jenis donor darah termasuk darah secara keseluruhan tapi bisa juga hanya diambil platelet atau plasma darahnya saja, tergantung dari apa kebutuhan si pasien. Umumnya pemisahan bagian-bagian darah ini dilakukan oleh petugas.
Untuk itu ada beberapa langkah yang direkomendasikan sebelum melakukan donor darah, seperti dikutip dari Livestrong, Rabu (15/6/2011) yaitu:
1. Minumlah banyak air
Menurut Ameican Red Cross air penting untuk membuat tubuh tetap terhidrasi. Selain itu air juga bisa meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik yang membuat orang lebih waspada, meningkatkan tekanan darah dan memberi lebih banyak energi. Karena tekanan darah yang turun bisa menjadi faktor utama orang pingsan.
2. Mengonsumsi makanan yang kaya zat besi
Sebaiknya beberapa hari sebelum donor darah mulailah perbanyak konsumsi zat besi, jadi jangan hanya saat sarapan hari H saja sehingga tubuh tidak lemas. Sumber zat besi terbaik adalah produk hewani karena zat besinya lebih mudah diserap oleh tubuh, seperti ayam, daging sapi dan ikan.
3. Menghindari makanan yang tinggi lemak
Jika darah diambil dari orang yang biasa mengonsumsi makanan tinggi lemak akan membuatnya sulit untuk diuji dan evaluasi, sehingga membuat darah sulit digunakan untuk penelitian atau transfusi. Untuk itu hindari margarin, daging berlemak, cokelat serta makanan yang digoreng.
4. Mengonsumsi makanan sehat yang bisa meningkatkan kualitas darah
Makanan yang sehat untuk jantung akan meningkatkan kualitas darah. Makanan yang direkomendasikan adalah buah dengan zat besi tinggi seperti plum, kacang-kacangan, lentil, unggas tanpa kulit, roti gandum dan susu tanpa lemak.


Syarat – Syarat Calon Donor Darah :
1.     Keadaan Umum : bukan pecandu alkohol atau narkoba, tidak menderita penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal, kencing manis, penyakit darah, gangguan pembekuan darah, epilepsi, kanker, penyakit kulit kronis, kecuali diperbolehkan oleh dokter yang merawat.
2.     Umur 17 – 60 tahun , ( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter. Dan dapat menyumbangkan darah sampai umur 65 th.)
3.     Berat badan 50 kg atau lebih (minimal 45 kg)
4.     Kadar Hemoglobin
Wanita minimal       = 12 gr %
Pria minimal            = 12,5 gr %
5.     Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5˚C (oral)
6.     Tekanan darah
-        Siastole : 120-140 mmHg
-        Diastole : 80 – 100 mmHg
7.     Nadi 50-100/menit teratur
8.     Tidak hamil, menyusui, menstruasi bagi wanita,(boleh donor setelah 6 bulan melahirkan, 3 bulan setelah berhenti menyusui.)
9.     Kulit lengan donor sehat tanpa kelainan.
10.   Tidak menerima transfusi darah/komponen darah 6 bulan terakhir.
11.  Tidak menderita penyakit infeksi ; malaria, hepatitis, HIV/AIDS.
12.   Bukan pencandu alkohol/narkoba.
13.  Tidak mendapat imunisasi dalam 2/4 bulan terakhir.
14.  Beritahu Petugas bila makan aspirin dalam 3 hari terakhir.
15.  Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.
16.  Tidak diperkenankan dalam waktu 12 bulan setelah mendapat transfusi darah.
17.  Dapat donor setelah 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria yang terakhir.
18.  Boleh donor setelah 6 bulan sembuh dari penyakit typhus.
19.  Dapat donor : 12 bulan setelah mendapat vaksinasi Rabies dan Hepatitis B, 4 minggu setelah imunisasi Rubella, 2 minggu setelah Immmunisasi polio, Varisella, MUMPS, Yellow fever.
20.  Dapat donor : 3 hari setelah minum obat mengandung aspirin, 12 bulan setelah pengobatan siphylis, GO
21.  Dapat donor 3 hari setelah pencabutan gigi, 6 bulan setelah operasi kecil, 12 bulan setelah operasi besar.
22.  Dapat donor 12 bulan setelah di tatto, ditindik, di tusuk jarum.
23.  Tidur malam sebelum donor darah harus cukup minimal 5 jam.
24.  Sudah sarapan / makan.

*     Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:
1.     Pernah menderita hepatitis B.
2.     Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.
3.     Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi.
4.     Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga.
5.     Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
6.     Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil.
7.     Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.
8.     Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis.
9.     Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
10.  Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic.
11.  Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
12.  Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
13.  Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
14.  Sedang menyusui.
15.  Ketergantungan obat.
16.  Alkoholisme akut dan kronik.
17.  Sifilis.
18.  Menderita tuberkulosa secara klinis.
19.  Menderita epilepsi dan sering kejang.
20.  Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh balik) yang akan ditusuk.
21.  Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
22.  Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril).
23.  Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.

*     Proses/ Tahapan Transfusi Darah
1.     Pengisian Formulir Donor Darah
2.     Pemeriksaan Darah( Blood Screening)

Pemeriksaan golongan, tekanan darah dan hemoglobin darah.
Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit). Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV pada darah yang disumbangkan donor. Pemeriksaan ini bersifat “mandatory”, namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked Anonymous).
Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke UTDP untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan.
Berhubung tindakan selanjutnya masih di bawah wewenang Depkes, maka PMI bekerjasama dengan RSCM untuk melakukan test Western Blot yaitu pemeriksaan untuk memastikan seseorang tersebeut reaktif atau tidak. Di UTDD DKI Jakarta apabila dicurigai adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke LSM Yayasan Pelita Ilmu yang menangani Konseling dan Terapi.

3.     Pengambilan Darah
Apabila persyaratan pengambilan darah telah dipenuhi barulah dilakukan pengambilan darah.
4.      Pengelolahan Darah
Beberapa usaha pencegahan yang di kerjakan oleh PMI sebelum darah diberikan kepada penderita adalah penyaringan terhadap penyakit di antaranya :
a.    Penyakit Hepatitis B
b.    Penyakit HIV/AIDS
c.     Penyakit Hipatitis C
d.    Penyakit Kelamin (VDRL)
5.     Waktu yang di butuhkan pemeriksaan darah selama 1-2 jam
6.     Penyimpanan Darah
Darah disimpan dalam Blood Bank pada suhu 26 derajat celcius.
Darah ini dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen seperti :
PRC,Thrombocyt,Plasma,Cryo precipitan.

*     Sumber

udah dulu yah??
Nanti kusambung lagi….
#Kayak apa aja??
Wassalamu’alaikum wr.wb.

IDENTIFIKASI BAKTERI Staphylococcus aureus PADA TUBUH


Assalamu’alaikum wr.wb.
Hai, sahabat blogger???
Wah…akhirnya bisa nambah updet lagi nih…
Alkhamdulillah…
Hehehee…seperti biasa, postingan kali ini juga hasil tugasku. Entah bener ato nggak. Soale cumin dikumpulin sih. Maklum…
Hmmm…postingan kali ini tentang bakteri. Sebenernya mau banyak bakteri, tapi tugasnya Cuma bikin satu aja. Jadi, mau bagaimana lagi?? Ya…ditirutin ajah…hahaha…
Okelah, nggak usah lama2 aja.
Cekidot guys….




IDENTIFIKASI BAKTERI Staphylococcus aureus PADA TUBUH

*     Bakteri pada kulit
Bakteri merupakan komponen umum dari kulit manusia, tenggorokan, air liur serta bagian lain tubuh. Bakteri ini dianggap sebagai "flora normal" dari wilayah dari mana mereka akan terisolasi. Bakteri ini termasuk patogen. Percobaan ini juga akan menggunakan baik media selektif dan diferensial. Selektif Media memiliki bahan-bahan (atau kondisi) yang hanya memungkinkan untuk pertumbuhan jenis fisiologis tertentu mikroba.
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri udara atau dari benda-benda tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai dengan pertumbuhannya. Kulit mempunyai keragaman yang luas dalam hal struktur dan fungsi diberbagai situs tubuh. Pada umumnya beberapa bakteri yang ada pada kulit mampu bertahan hidup lama karena kulit mengeluarkan substansi bakterisidal. Kebanyakan bakteri kulit dijumpai pada epitel yang seakan-akan bersisik membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati.

*     Jenis-Jenis Bakteri Pada Kulit
Bakteri Staphylococcus aureus
bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernafasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernafasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang.
Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits. Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik. S. aureus juga menghasilkan katalase, yaitu enzim yang mengkonversi H2O2 menjadi H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin berkoagulasi dan menggumpa. Koagulase diasosiasikan dengan patogenitas karena penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi di sekitar bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan mencapai bakteri dan fagositosis terhambat.
Klasifikasi :
Kingdom          : Monera
Divisio             : Firmicutes
Class                : Bacilli
Order                : Bacillales
Family              : Staphylococcaceae
Genus              : Staphilococcus
Species             : Staphilococcus aureus

*     Gambaran Klinik
Infeksi lokal Staphylococcus aureus adalah infeksi folikel atau suatu abses. Biasanya suatu reaksi peradangan yang hebat, terlokalisir sakit dan mengalami penanahan sentral, akan cepat sembuh bila nanah dikeluarkan. Keracunan makanan yang disebabkan enterotoksin Staphylococcus aureus ditandai dengan masa inkubasi yang tidak pendek ( 1-8 jam), muntah, diare tanpa demam.

*     Cara Isolasi dan Identifikasi
Ø  Bahan Pemeriksaan
Usapan permukaan : mata, telinga, hidung, tenggorokan. Nanah, darah, aspirasi trachea, cairan spinal, muntahan, feses, kerokan kulit, sputum, dll. Pengambilan sample tergantung pada jenis penyakit.
Ø  Pembuatan Suspensi ( sample : kulit )
a)     Basahi lidi kapas steril dengan mencelupkan pada tabung berisi Na Fisiologis 0,85 %. Tiriskan pada bagian sisi tabung.
b)     Tentukan lokasi yang akan diperiksa (tangan, kaki, wajah). Lakukan swab pada bagian kulit.
c)     Masukkkan kapas tadi ke dalam tabung yang berisi Na Fisiologis tadi
d)     Homogenkan / Vortex
Ø  Pemeriksaan Staphylococcus aureus
a)     Pemeriksaan Mikroskopik
Dilakukan dengan pengecatan gram dari bahan pemeriksaan ( direct preparat dari suspensi ) hasilnya : Gram positif, bentuk bulat, bergerombol seperti buah anggur.
b)     Pembiakan
Pembenihan yang dipakai : BAP, TSB ( Trypticase Soy Broth ), MSA ( Manit Salt Agar ), Thioglykollate Broth.


*     Sumber
Modul Bakteriologi
Belgis,Ratu.2008. Bakteri Staphylococcus aureus.

udah dulu yah??
Nanti kusambung lagi….
#Kayak apa aja?? Hahaha…
Wassalamu’alaikum wr.wb.