Cari Blog Ini

Sabtu, 26 November 2011

Fanfiction Yunjae 3

Title : Flashback
Chap : 3 -
Ending Author : iceteacassie a.k.a. Aistiyana a.k.a. i5ryansmanda
Rating : PG
Genre : Angst, little Comedy (ngga tau ah...)
Cast : DBSK (except Changmin), 'n the others.
Warning : Yaoi, man x man. Dont Like, Dont Read

“Yunho.....Apa maksudnya ini??” Aku tidak mengerti arah pemikian Yunho saat ini. Dia aneh sekali. Kalian tahu apa yang ada di dalam kotak itu?? Aku sendiri kaget melihat benda kecil didalamnya. Kalian pasti juga akan merasakan hal yang sama jika berada dalam posisiku ini. Sebuah cincin. Ya... aku rasa itu adalah sebuah cincin melihat dari bentuknya itu. Lalu apa tujuannya memberiku sebuah cincin seperti ini?? Setelah aku tanyakan hal inipun aku tak mendapat jawaban darinya. Dia malah tersenyum malu dan memalingkan wajahnya dari hadapanku. Aku rasa dia sebenarnya malu memberikan benda ini padaku. Aku malah menjadi semakin bingung dibuatnya. Apa maksudnya ini?? Tapi sesaat kemudian dia menggenggam tanganku sembari berkata,” Jae, kau pasti bingung...Kenapa aku memberikan benda ini padamu. Sebenarnya aku sendiri juga bingung. Tapi apa kau masih ingat kejadian saat kita masih kecil dulu? Saat itu kau memintaku untuk selalu ada disampingmu kan? Dan saat itu pula aku menjawab kalau aku akan selalu berada disampingmu dan aku akan selalu melindungimu?? Kau ingat kan Jae?” FLASHBACK “Jae, sebenarnya apa yang kau inginkan? Katakan padaku?”” Yunho terlihat serius sekali saat menanyakan pertanyaan itu. Aku jadi bingung mau mengatakan apa. Aku sempat berpikir sejenak. Dan aku masih bimbang mau mengatakan apa. “ Entahlah Yunho, aku tidak tahu. Sampai sekarangpun aku masih bingung ingin menjadi apa. Cita-citaku belum jelas. Bagaimana denganmu? Apa yang kau inginkan??”” “Bukan seperti itu maksudku. Aku tanya apa keinginanmu. Bukan apa cita-citamu...Maksudku tentang kita....Kau ini...!””jelas Yunho kesal. “Eh...Mian. Aku tidak tahu. Keinginanku ya?? Apa ya?? Hmmm....Aku ingin kita seperti ini selamanya. Aku ingin kau selalu ada disampingku. Dan aku juga ingin kau selalu menjadi sahabatku, Yunho.”” Kulihat semburat kekecewaan di wajahnya itu. Aku jadi bingung. Apa ada yang salah dengan kata-kataku tadi?? Aku rasa tidak ada. Apa aku salah menjawab pertanyaannya lagi?? Aku rasa juga tidak. Lalu kenapa dia jadi kecewa seperti itu?? Apa ini hanya perasaanku saja?? Mungkin ya.... Mungkin aku terlalu berpikiran yang tidak-tidak. “Yun, apa tadi jawabanku salah?”” “ Andwe....Bukan begitu. Aku hanya....Hmmm.... Baiklah, mulai sekarang aku akan selalu ada disampingmu, selalu menjaga dan melindungimu. Sampai kapanpun juga.” ujarnya mantap. - Kali ini kulihat raut wajahnya berubah menjadi malu. Wajahnya memerah. Kenapa lagi dia?? Apa dia sakit?? Kuulurkan tanganku ke dahinya untuk memastikan kalau dia tidak apa-apa. Biasanya kalau aku sakit Umma akan melakukan hal seperti ini juga. Jadi aku juga mau tahu, apa Yunho sedang sakit atau tidak. Tetapi saat tanganku menempel di dahinya. Sontak dia melepas tanganku dengan paksa dan bergerak menjauh. “Kau tidak apa-apa kan Yunho?” Kulihat raut wajahnya kembali memerah dan dia tampak seperti orang yang sedang menahan malu. Aku jadi bertambah bingung melihat tingkah anehnya saat ini. Tiba-tiba sesuatu jatuh dari kantong bajunya. Dan akhirnya aku memungutnya. Dan aku rasa itu adalah sebuah cincin. Melihatku memegang cincin itu dia langsung mengambilnya dengan paksa. Tanganku jadi sakit akibat perlakuannya tadi. “Aduh....Kenapa kau mengambilnya dengan paksa seperti itu? Tanganku jadi sakit tahu !!”” nadaku agak meninggi kali ini. “Mian Jae, aku tidak sengaja. Aku hanya tidak mau kau melihatnya saja. Kau tidak apa-apa kan? Tanganmu masih sakit?” “Masih. Kau itu keterlaluan Yunho. Itu kan hanya cincin. Kenapa sampai seperti itu sikapmu? Kau harus mentraktirku karena kau sudah membuat tanganku sakit ! Setelah itu aku akan memaafkanmu. Bagaimana?” “Iya...Nanti aku akan membelikan es krim kesukaanmu. Tapi setelah itu kau harus memaafkanku ya?” ujarnya sambil tersenyum kearahku.” “Baik. Janji ya?? Tapi sebenarnya itu cincin siapa? Kenapa kau membawanya?”” “Hmmm....Ini bukan apa-apa. Ini hanya jimat saja.” “”Jimat yang aneh. Ya sudah. Tapi jangan lupa janjimu tadi ya?” “”Ne...” END of FLASHBACK Begitu memutar video itu di otak kecilku ini, akhirnya akupun mengingatnya juga. “Ya aku ingat...benda ini juga yang dulu kau bawa saat itu kan? Dan kau mencoba menyembunyikannya dariku. Lalu apa hubungannya dengan benda ini sekarang?”” “Nah...begini....Setelah aku mengatakan hal itu dulu, aku sempat berpikir kalau aku tidak boleh membuatmu terluka. Aku juga ingin selalu ada di sampingmu Jae. Melindungimu. Menjagamu. Entah sampai kapan itu. Tapi bagaimana bisa aku menjagamu sementara aku takut jika ada sesuatu hal buruk yang tiba-tiba terjadi padaku. Jika itu benar-benar terjadi. Siapa yang akan menjagamu? Siapa yang akan selalu ada disampingmu? Dan siapa yang akan selalu menemanimu?” “Aku jadi semakin bingung Yunho. Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan barusan...” “ Hmmm....Begini...Jadi agar aku terjauh dari hal-hal yang buruk, aku memakai suatu Jimat khusus. Dan sampai sekarang jimat ini sangat ampuh dan berguna untukku. Kau lihat kan?? Sekarang kondisiku pun baik-baik saja setelah kecelakaan yang telah menimpa kita itu. Untuk itulah... Aku berikan Jimat ini padamu dan berharap Jimat ini akan selalu melindungimu. Karena akupun akhirnya berpikir. Bagaimana aku bisa melindungimu jika suatu saat nanti kita terpisah.” “Oooo... Jadi untuk itu kau berikan benda ini padaku?? Aku pikir ini apa. Bentuknya menyerupai cincin. Tapi kenapa harus sebuah cincin??” Bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah terkekeh. Aku jadi sebal dibuatnya. Dia memang seperti itu. Menyebalkan. Sangat menyebalkan. Akupun menghela napas berat untuk mengusir kekecewaanku ini... “Lalu bagaimana cara memakainya??” tanyaku polos. “Kau bisa menggunakannya sebagai gantungan di kalung. Aku rasa itu cocok. Di dalam kotak itu juga ada kalungnya kan?”” “Oooo....Begitu...” Sesaat kemudian, suasananya berubah hening. Kamipun saling diam. Tidak ada yang berbicara. Bahkan suara orang-orang di luar sana sampai terdengar jelas di telingaku. Akupun bingung mau berkata apa... Dan aku juga bingung apa yang bisa kami bicarakan?? Aku lihat dia juga tampak kebingungan. Suasananya benar-benar hening. Aku tidak suka ini.... “Hmmm...Bisakah kau membantuku memakainya??”” “Oke...” Akhirnya dia pun membantuku. Warna kalungnya hitam, warna kesukaanku dan hal itu sangat kontras dengan kulitku yang putih dan begitu pula dengan cicinnya yang berwarna keemasan. Tapi entah kenapa itu malah terlihat semakin bagus menurutku. Aku tidak sombong. Tapi memang beginilah keadaannya. Bisakah kalian membayangkannya?? Melihatku memakainya, Yunhopun tersenyum kembali. Sebuah senyum kebanggaan. Aku rasa dia sangat senang saat ini. Akupun juga ikut senang mendengar perkataannya tadi. Ternyata selama ini dia masih memegang janjinya itu. Aku bahagia sekali. Dia memang sahabat terbaikku. Aku sangat bangga dan merasa sangat beruntung mempunyai teman seperti dia. Dan aku rasa aku tidak akan menyia-nyiakan hidup ini jika ada orang seperti dia disampingku.... Ya...... Aku pasti akan sangat senang sekali. - - - Begitulah akhirnya....Kami berdua tetap bersahabat baik sampai sekarang. Walaupun kadang-kadang kami sedikit bertengkar dalam hal tertentu. Tapi kami masih tetap bersahabat. Sampai sekarang pun kami masih menjalani kehidupan kami seperti biasanya. Dan saat ini aku sudah menjadi seorang Dokter. Walaupun masih Dokter Umum. Tapi tidak apa-apa. Aku sudah cukup senang dengan keadaanku ini. Begitu pula Yunho. Sekarang dia menjadi Teknisi handal di bidangnya. Banyak sekali perusahaan-perusahaan yang ingin merekrutnya. Aku jadi iri sendiri. Tapi aku senang. Di tengah kesibukannya itu dia masih bisa menyempatkan dirinya untuk menemaniku. Hmmm... Baiklah...Aku rasa kisah ini sudah terlalu banyak menguras tenagaku. Aku pikir hanya menceritakan hal ini saja waktu telah berlalu dengan sangat cepat. Dan oleh karena itu, terpaksa aku harus mengakhiri cerita ini sekarang. Gamsahamnida.... Terima Kasih atas perhatiannya.... Gomawo… ************** Di belakang panggung, Jae : “ Waaahhhh.....Akhirnya selesai juga... Bagaimana aksiku tadi di panggung Yunho?” Yun : “ Lumayan Jae, tidak buruk.” Author tiba2 saja datang.. Author : " Kerja bagus Jaejoong. Akhirnya ini selesai juga. Terimakasih tadi sudah membantuku. Aku berhutang budi padamu. Gomawo." Author pergi meninggalkan Yunjae dan menuju panggung. Karena merasa dirinya dipanggil untuk maju kesana. Jae : “ Huft..Dasar...Seenaknya saja !! Tidak kusangka aku sendiri yang harus menceritakannya. Aku pikir, aku hanya diminta untuk membantunya saja. Eh, ternyata aku juga yang harus membacanya? Dia itu memang keterlaluan.” Yun : “ Ya sudahlah....Tidak apa-apa. Oh ya, di panggung tadi kau menceritakannya dengan sangat bagus. Ekspresi wajahmu saat membacanya pun juga bagus, Jae.” Jae : “ Jeongmal?? Keke...Padahal di awal tadi aku membacanya dalam keadaan terpaksa. Tapi ternyata orang-orang yang ada di hadapanku itu mendengarkanku dengan cermat dan memberi respon yang cukup baik. Akupun jadi lega dan merasa bersemangat membacanya.” Yun : “ Baguslah, akhirnya kau tidak kesal lagi padanya. Tapi kenapa di bagian akhir tadi kau tidak mengatakan yang sebenarnya?” Jae : “ Di bagian mana?” Yun : “ Mengenai hubungan kita itu. Tadi kau bilang kalau kita masih bersahabat sampai sekarang kan?” Jae : “ Ooooo....Itu... Keke...Aku tidak mau terlalu Fulgar dan membeberkan semuanya pada mereka. Nanti mereka akan memberi respon yang tidak-tidak. Aku tidak mau hal itu terjadi Yunnie. Biar kita saja yang mengetahui hal yang sebenarnya.” Yun : “Oooo....Begitu ternyata. Walaupun itu terkesan membohongi mereka. Tapi tidak apa-apa. Lalu saat di awal tadi, kau bilang kau itu Produk Gagal? Kenapa kau berpikir seperti itu?" Jae : " Owh, itu. Memang benar. Aku adalah semacam produk gagal. Karena kau tahu, semakin bertambah umur, aku tidak bisa terlihat setampan dirimu Yunnie.... Terkadang aku merasa malu pada diriku sendiri." Yun : "Kenapa bicara seperti itu, Jae? Justru itulah yang membuatku semakin mencintaimu(suara dipelankan sambil tersenyum manis)." Jae : " Kau ini...(tersenyum malu)" Yun : " Hehe...Kau terlihat semakin menggemaskan sekarang Jonggie. Oh iya, kau tidak penasaran mengenai cincin yang ada dilehermu itu, Jae?” Jae : “Hmmm....Sebenarnya penasaran. Tapi bukankah kau bilang itu adalah jimat bagimu?” Yun : “ Tidak juga. Sebenarnya itu adalah cincin yang sengaja ingin kuberikan padamu sewaktu masih kecil. Sebagai tanda kalau aku menyukaimu.” Jae : “ Lalu kenapa tidak kau berikan saja saat itu?” Yun : “ Hehe...Aku malu. Lagipula saat itu, aku rasa kau tidak punya perasaan apapun terhadapku. Daripada kau menolakku sia-sia. Lebih baik kuurungkan saja niatku itu. Hingga akhirnya cincin itu sudah tidak muat lagi di jarimu. Dan aku putuskan untuk menjadikannya jimat agar kau tidak berpikir macam-macam. Lagipula saat di perpustakaan itu. Sebenarnya aku sudah ingin memberikannya padamu. Padahal aku sudah menyiapkan diri dan mental. Tapi kau malah menertawaiku. Aku terpaksa tidak memberikan cincin itu padamu. Dan aku berbohong padamu tentang perasaanku selama ini. Mian, Jae. Aku sudah membohongimu. Jeongmal mianhe, Jonggie-ah.”(tampang memelas) Jae : “ Kau itu... Dari dulu memang menyebalkan....!!” (memanyunkan bibir) Yun : “ Ya ! Jangan cemberut seperti itu. Ya....Iya....Aku salah. Aku minta maaf.” Jae : “ .....”(muka datar) Yun : “ Ya ! Jae, jangan diam saja. Bicaralah sesuatu....” Jae : “ ....” Yun : “ Aku mohon.....(puppy eyes)” Jae : “ Ya...Ya....Aku maafkan. Sudah jangan memasang tampang seperti itu. Nanti mereka yang melihat bisa beranggapan kalau kau ini aneh.” Yun : “ Jeongmal?? Gomawo.....Kau ini memang baik Jae. Tidak salah jika aku menyukaimu (seolah berbisik). Kau memang benar-benar baik.” Jae : “ Iya....Iya....Tapi kau harus janji untuk tidak akan membohongiku lagi. Arasseo?” Yun : “ Oke....” (memeluk Jae) Jae : “ Hentikan Yun....Nanti banyak yang melihat...” Yun : “ Huft....” (melepas pelukan dan memasang tampang kesal) Jae : “ Kenapa sekarang malah kau yang cemberut, Yun?” Yun : “ .....” Jae : “ Dan kenapa sekarang malah kau yang diam saja? Oke....Oke....Sesampai di rumah kau bisa bebas memelukku kapanpun. Terserah. Tapi aku mohon jangan disini. Aku malu. Banyak orang. Bagaimana? Kau setuju tidak?” Yun : “ ....” Jae : “ Kenapa masih tetap saja diam seperti itu? Kau mau apa lagi?” Yun : “ Hmmm....(berpikir) Aku juga ingin menciummu Joongie....” (smirk) Jae : “ Hhaaahhh...(menghela napas panjang) Oke...Terserah...Kau bebas melakukannya nanti.” Yun : “ Yes.....” ( menari-nari tak jelas) Author senyum-senyum sendiri (bangga) sambil mengangkat 2 jempol buat Yunjae dan pulang membawa piala hadiah... FIN Oke?? Gimana menurut kalian? Geje-kah? Keke.... Mian Yunjae momentnya dikit. Ngga bisa buat. Lagipula ini juga FF pertama yang tag buat tapi baru bisa dipublish sekarang berantakan sekali bahasanya….ini juga masih berantakan….males ngedit lagi ah… lagi2 ini juga dah tag share ke Fb ku hehehe.... Udah yah… Komen....komen... Gomawo....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar